![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
Data Ekonomi VS IHSG?
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 5953 (-0.72%) ditransaksikan senilai Rp 9.23 Triliun dengan volume transaksi 18.95 Miliar lembar saham dimana asing melakukan Aksi Beli Bersih Rp 94.12 Miliar pada beberapa saham LQ45 seperti: BMRI 48.8(B) , TLKM 34.1(B) , TBIG 30.9(B) , BBRI 22.4(B) , BBTN 15.2(B) , INDF 10.8(B) , MEDC 10.6(B). Data ekonomi Indonesia Markit Manufacturing PMI dan Inflasi sudah rilis. Dimana untuk Markit Manufacturing PMI mengalami ekspansi cenderung menguat di level 54,6 pada bulan April 2021 dari sebelumnya 53.2 pada Maret. Kenaikan ini terjadi karena adanya pertumbuhan pada output, new orders dan pembelian. Sementara itu, pekerjaan secara umum tidak berubah, dengan simpanan pekerjaan terakumulasi untuk bulan kedua berjalan. Dari sisi harga, inflasi biaya input tetap di atas rata-rata seri, meskipun sedikit melambat sejak bulan Maret. Harga jual naik selama enam bulan berturut-turut, dengan tingkat inflasi melambat untuk bulan kedua berjalan ke level terlemah sejak Januari. Akhirnya, sentimen optimis di tengah harapan bahwa pandemi COVID-19 akan berakhir di tahun mendatang. Kemudian untuk inflasi terlihat membaik dibandingkan dengan sebelumnya yakni untuk tahunan mengalami kenaikan dari sebelumnya 1.37% menjadi 1.42%, kemudian secara bulanan 0.13% dari sebelumnya 0.08%. Dari inflasi tersebut untuk food inflation mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni 2.22% dari sebelumnya 1.92%. Kenaikan yang terjadi saat ini wajar karena jika dilihat dari sisi konsumsi masyarakat saat ini cenderung meningkat dibandingkan dengan sebelumnya, ditambah lagi saat ini mnendekati momentum lebaran sehingga bukan tidak mungkin untuk inflasi bulan berikutkan masih akan mengalami peningkatan untuk pertumbuhan dari sisi konsumsinya. Kemudian selain dua data diatas, ada juga rilis data Tourist Arrival yang mengalami perbaikan dari sebelumnya yakni -86.6% menjadi -72.73%. Indikator ini merupakan salah satu indikator yang cukup terdampak signifikan akibat adanya penyebaran virus Covid-19 yang melanda hampir disemua negara termasuk Indonesia. Melihat kondisi yang ada, untuk Indikator ini kami memproyeksikan masih akan tumbuh negatif hingga semester 1 2021. Namun jika kita korelasikan antara indikator ekonomi yang sudah rilis dengan pergerakan indeks terlihat bahwa rilisnya data ekonomi tersebut tidak membuat market mengalami kenaikan yang signifikan bahkan hingga sesi dua berakhir market masih bergerak di zona merah. Mengapa demikian? karena beberapa investor sudah memproyeksikan pertumbuhannya (price in), sehingga ketika rilis investor tidak secara signifikan memberi respon postif terhadap datanya. Fokus investor kini lebih terhadap eksternal terkait kasus penyebaran virus Covid-19 di India dan menunggu rilisnya beberapa data ekonomi dari US dan China yang akan rilis juga pada pekan ini. Pada hari ini akan rilis data ekonomi US terkait neraca perdagangan, ekspor dan impor yang diproyeksikan akan mengalami perbaikan dari sebelumnya. Untuk neraca perdagangan di proyeksikan akan mengalami perbaikan $-74.3B menurut konsensus Trading Economics dari $-71.1B. Sedangkan untuk ekspor impor diproyeksikan masing-masing berdasarkan forecast Trading Economics sebesar $201.5B dan $274.9B dari $187.3B dan $258.3B. Secara teknikal indikator stochastic juga nampak terjadi death cross yang mengindikasikan adanya potensi terjadinya pelemahan. Pergerakan indeks pada Selasa (3/5/2021) diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecederungan melemah pada range pergerakan 5900 - 6000.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com